Selamat datang di blog saya halaman ini berisi pengalaman saya bersama team basecamp83 dalam expedisi gunung penanggungan trawas mojokerto jatim di musim hujan.
Sebenarnya sdh lama ada rencana naik gunung pas musim hujan, pingin rasakan sensasinya.setelah berunding bersama team, akhirnya di putuskan expedisi di lakukan tgl 17 januari 2015 .
Dua minggu sebelum hari H seluruh team saya anjurkan untuk olah raga kecil kecilan untuk persiapan fisik, saya prediksi mendaki pada musim hujan lebih menguras tenaga. selain itu ada beberapa anggota team yang baru pertama kali naik gunung.
Bekal juga harus lebih seperti jas hujan dan sepatu ,untuk sepatu saya sarankan memakai sepatu bola dari bahan karet harganya sekitar 45rban selain lebih menggigit pada tanah liat juga tahan air, untuk bekal yg lain sama seperti naik gunung pada umumnya .untuk packing sebaiknya semua barang di bungkus dulu dengan kantong plastik sebelum masuk tas atau carier.
Pilihan kami jatuh pada gunung penanggungan, selain tdk seberapa tinggi juga tidak terlalu jauh dr tempat tinggal kami sekitar 90 menit perjalanan pakai motor.
Gunung yg satu ini tipe gunung kering seperti bromo jadi jangan harap bisa mendapatkan air, para pendaki harus bawa bekal air yg cukup dari bawah
Tracknya hampir tanpa bonus tanjakan full. beberapa track adalah jalan air waktu terjadi hujan jadi harus ekstra hati hati.
Singkat cerita hari yg di tunggu telah tiba, sudah tidak sabar rasanya kaki ini ingin berdiri di puncak.
Saptu sore pk 18-00 kami 10 orang start dr surabaya, sesuai judul artikel di atas hujan sdh menyambut kami dari sejak buka pintu rumah. Dengan roda dua adalan yg saya punya kami sampai lokasi pk 19-30 sepanjang perjalan gunung penangungan seolah olah memanggil kami untuk segera datang menghampirnya. kami parkir motor di warung barokah, warung terakir lokasinya setelah pos pendaftaran, hrg pakir inap rp 5rb.
Saya mendaftarkan team ke pos pedakian hrg tiket 8rb per orang, di beri bekal 2kantong sampah untuk membawa sampah kami turun. Oh ya kelewatan pendakian kali ini via jalur tamiajeng trawas mojokerto. jalur ini lebih di sukai para pendaki pemula.
setelah semua perizinan dan persiapan
Selesai dan kami siap start, tiba tiba dr pihak yg berwenang menghampiri kami dan para pendaki lainya, mereka menghimbau untuk menunda pendakian untuk waktu yg belum di tentukan, dikarenakan di atas sedang terjadi badai ada pandaki dari malaysia yg terjebak badai .
Dalam hati saya menduga mungkin pendakian kali ini batal,
tapi setalah pk 20-30 akhirnya badai reda dan pos pendakian di buka kembali .
Setelah berdo'a bersama Dengan semangat 45 dan langkah tegab seberti angkatan, kami mulai merangkak, carier 80L sebarat kurang lebih 20kg, jas hujan dan headlam melekat di tubuh saya teman teman yg lain gak jauh beda. Jalan makadam mendatar menjadi pemanasan setelah hampir satu jam berjalan, ada jalan bercabang ada tanda panah ke kanan bertuliskan PUNCAK jalanya setapak dan mulai menanjak langkah mulai terasa berat karena tanahnya liat, sepatu yg saya pakai benar benar mendukung sy lihat pendaki yg lain banyak yg terpleset.
Sepanjang perjalanan sdh tak terhitung lagi berapa kali kami berhenti selain untuk iatirahat juga supaya seluruh angota tetap berkumpul dan tidak terpisah semakin lama tanjakan semakin tinggi langkah kami semakin berat selain beban di punggung saya lincinnya track malam itu semakin mengikis semangat saya .
Ditengah letih yg luar biasa , ,perut kroncongan dan dingin yg tak tertahan , tiba tiba terjadi badai, saya intruksikan untuk berhenti dan mencari tempat aman saat itu team tingal 4 orang termasuk saya karena yg lain sdh duluan, di pingir tebing yg curam sy rebahkan
badan, saya sempatkan makan roti untuk menganjal perut hapir 15 menit sy berhenti di situ badai pun telah berlalu dengan energi sedikit terkumpul akhir kami merangkak kembali ternyata tdk sampai 5 menit sdh sampai tujuan pertama kami yaitu "puncak bayangan" e lha dalah...@# tau gitu tadi tidak usah berhenti ...tp memang kondisi hujan dan gelap jarak panndang hanya 2m . Pk 23-20 kami sampai di puncak bayangan sebidang tannah lapang yang cukup untuk kurang lebih 50 tenda, biasa di gunakan pendaki untuk istirahat sebalum menjutkan ke puncak utama esok hari beberapa angota team kami sdh mendirikan tenda, sementara yg lain menunggu saya karena tenda saya bawa, kencangnya angin saat itu membuat kami agak kesulitan mendirikan tenda.
Wantu kami pergunakan untuk istirahat supaya energi kembali pulih untuk pendakian ke puncak utama esok hari tak lupa pasang alrm pk 04-00.
Masih pagi buta ketika alrmku berbunyi kabut pun masih sangat pekat, hawa dingin dan rasa capek yg belum hilang membuat saya malas bangun tapi karena kebelet buang air kecil jd ya terpaksa bangun ..bergegas cari tempat aman buat buang air...
Ketikat saya lihat ke bawah subqanallah kota pandaan porong terlihat indah dengan kerlap krelip lampunya...beberapa pendaki lain tak mensiasiakan pemandangan langka ini..tp gak lama lagi lagi badai ringan datang membuat jarak pandang makin terbatas saya putuskan untuk kembali ke tenda...setelah menunggu agak lama badai tak kunjung reda kami betunding bersama team dan demi keslamatan bersama di putuskan pendakian kali ini hanya sampai puncak bayangan saja, ada juga salah seorang dari kami yg bersikeras melanjutkan pendakian tapi setelah saya beri penjelasan akhirnya mau mengerti .
puncak terlihat badai dan berkabut
Puncak welirang dinlihat dari puncak penanggungan
Tepat pk 9 pagi hari minggu 18 januari akhirnya kami turun , dan alhamdulillah sampai rumah dengan selamat.
Ada banyak hal saya dapatkan dalam pendakian kali ini.
Pertama, saya jadi tau sesuatu yg sulit untuk di dapat akan terasa lebih indah dan nikmat
Kedua kekompakan dan solidaritas sangat di perlukan di mana kondisi lelah dan kedinginan membuat kita mudah emosi dan melupakan semua itu.
Yang ketiga bekal dan persiapan sangat mutlak dari beberapa pendakian yg saya lakukan ada barang yg gak kalah penting tp terlewatkan oleh saya yaitu jarum dan benang
ketika kami turun bayak pendaki yang terpeleset termasuk dari team kami juga ada beberapa yang tali tasnya terputus untung ada pendaki lain yang membawa jarum dan benang. tak bisa di bayangkan bila turun hanya dengan satu tali tas.
Ada banyak hal saya dapatkan dalam pendakian kali ini.
Pertama, saya jadi tau sesuatu yg sulit untuk di dapat akan terasa lebih indah dan nikmat
Kedua kekompakan dan solidaritas sangat di perlukan di mana kondisi lelah dan kedinginan membuat kita mudah emosi dan melupakan semua itu.
Yang ketiga bekal dan persiapan sangat mutlak dari beberapa pendakian yg saya lakukan ada barang yg gak kalah penting tp terlewatkan oleh saya yaitu jarum dan benang
ketika kami turun bayak pendaki yang terpeleset termasuk dari team kami juga ada beberapa yang tali tasnya terputus untung ada pendaki lain yang membawa jarum dan benang. tak bisa di bayangkan bila turun hanya dengan satu tali tas.
Bisa Minta no wanya apa tidak?
BalasHapus