Senin, 29 Juni 2015

omah kayu rumah pohon pujon



OMAH KAYU PUJON MALANG





penasaran sering denger cerita teman tentang rumah pohon atau omah kayu
akhirnya tepat  akhir pekan minggu pertama bulan maret saya sempatkan datang ke sana start pk 12 siang dari mojokerto lewat pacet  jalur cangar kami hanya membutuhkan waktu 1jam 45 menit mengunakan motor matick berhenti sekali untuk mendinginkan mesin di area wisata banyu panas cangar.
Masuk ke Taman Wisata Gunung Banyak (pujon malang, Jawa Timur) . Berlokasi sekitar 10 menit dari kota batu  lokasi peristirahatan yang dibuka sejak awal tahun 2014 ini terkesan eksklusif. Saking eksklusifnya, belum tentu pengunjung yang mampir ke Bukit Paralayang (nama lain Taman Wisata Gunung Banyak) tahu jika bukit ini memiliki lokasi peristirahatan unik.
Untuk memasuki area Omah Kayu, pengunjung diwajibkan membayar Rp 5.000 ke resepsionis yang berada di dekat pintu gerbangnya. Retribusi ini berbeda dengan retribusi masuk taman wisata Gunung Banyak yang harganya juga Rp 5.000. Begitu membayar retribusi masuk Omah Kayu, resepsionis akan membuka pintu dan akan kita temui jalan setapak menuruni bukit. Sambil jalan kaki mendekati rumah kayu, banyak ‘dingklik’ dari kayu yang sengaja dibuat menghadap tebing. Dengan duduk santai di dingklik ini dapat kita nikmati pemandangan lembah yang diisi dengan perkebunan dan pemukiman. Selain dingklik kayu, ada pula tempat perapian dan ‘hammock‘ yang semakin mengesankan tempat ini sebagai tempat peristirahatan yang tenang dan damai.



 Anak tangga mendekati rumah kayu disusun rapi meski hanya terbuat dari tanah dan kayu. Pegangan yang juga dibuat dari kayu mengesankan bahwa pengelolanya sangat memperhatikan keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Begitu memasuki kawasan teras rumah kayu, saya sempat mengetes kekuatan lantai kayu sambil berpegangan. Kesan pertama begitu menginjakkan kaki di lantai kayu adalah rasa takut apakah kayu ini mampu menahan bobot tubuh sekitar 60 kilogram. Rasa takut perlahan berkurang setelah melihat adanya papan yang menginformasikan bahwa Omah Kayu mampu menahan bobot 3 orang dewasa
Pintu Rumah Kayu yang dikunci rapat dari luar membuat saya tidak bisa melihat kondisi ruangan di dalam. Jika dilihat dari luar, ruangan yang memiliki dimensi sekitar 3m x 2m x 2m (p x l x t) ini lebih nyaman dihuni oleh 2 orang. Bahan papan kayu yang menjadi dinding disusun rapat sehingga tidak memungkinkan banyak angin yang masuk ke dalam ruangan. Dengan sedikitnya angin yang masuk ke dalam ruangan memungkinkan penghuninya agar tetap hangat terutama saat malam hari dan menjelang pagi. Untuk kamar mandi memang tidak disediakan di dalam rumah kayu. Pihak pengelola telah menyediakan 2 ruang kamar mandi yang dilengkapi dengan air hangat di tempat terpisah. Saya pikir 2 kamar mandi saja sudah cukup untuk mengakomodasi 3 buah rumah kayu yang masing-masing dihuni oleh 2 orang wisatawan.
Omah Kayu berdiri diantara pepohonan di tebing bukit


 Dengan membayar Rp 350.000 per rumah per malam, wisatawan sudah bisa menikmati sensasi bermalam di Omah Kayu. Saat pagi kicauan burung yang hidup bebas diantara pepohonan pinus akan membangunkan tidur Anda. Menurut saya konsep inilah yang ingin ditawarkan oleh pihak pengelola. Sebuah konsep yang unik bukan? Tertarik untuk menginap di Omah Kayu? Datang saja ke Bukit Paralayang dan lakukan reservasi langsung melalui resepsionisnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar