OMAH KAYU PUJON MALANG
penasaran sering denger cerita teman tentang rumah pohon atau omah kayu
akhirnya tepat akhir pekan minggu pertama bulan maret saya sempatkan datang ke sana start pk 12 siang dari mojokerto lewat pacet jalur cangar kami hanya membutuhkan waktu 1jam 45 menit mengunakan motor matick berhenti sekali untuk mendinginkan mesin di area wisata banyu panas cangar.
Masuk ke Taman Wisata Gunung Banyak (pujon malang, Jawa Timur) . Berlokasi sekitar 10 menit dari kota batu
lokasi peristirahatan yang dibuka sejak awal tahun 2014 ini terkesan
eksklusif. Saking eksklusifnya, belum tentu pengunjung yang mampir ke
Bukit Paralayang (nama lain Taman Wisata Gunung Banyak) tahu jika bukit
ini memiliki lokasi peristirahatan unik.
Untuk memasuki area Omah Kayu,
pengunjung diwajibkan membayar Rp 5.000 ke resepsionis yang berada di
dekat pintu gerbangnya. Retribusi ini berbeda dengan retribusi masuk
taman wisata Gunung Banyak yang harganya juga Rp 5.000. Begitu membayar
retribusi masuk Omah Kayu, resepsionis akan membuka pintu dan akan kita
temui jalan setapak menuruni bukit. Sambil jalan kaki mendekati rumah
kayu, banyak ‘dingklik’ dari kayu yang sengaja dibuat menghadap tebing.
Dengan duduk santai di dingklik ini dapat kita nikmati pemandangan
lembah yang diisi dengan perkebunan dan pemukiman. Selain dingklik kayu,
ada pula tempat perapian dan ‘hammock‘ yang semakin mengesankan tempat ini sebagai tempat peristirahatan yang tenang dan damai.
Anak tangga mendekati rumah kayu disusun rapi meski hanya terbuat dari
tanah dan kayu. Pegangan yang juga dibuat dari kayu mengesankan bahwa
pengelolanya sangat memperhatikan keamanan dan kenyamanan para
wisatawan. Begitu memasuki kawasan teras rumah kayu, saya sempat
mengetes kekuatan lantai kayu sambil berpegangan. Kesan pertama begitu
menginjakkan kaki di lantai kayu adalah rasa takut apakah kayu ini mampu
menahan bobot tubuh sekitar 60 kilogram. Rasa takut perlahan berkurang
setelah melihat adanya papan yang menginformasikan bahwa Omah Kayu mampu
menahan bobot 3 orang dewasa
Pintu Rumah Kayu yang dikunci rapat dari
luar membuat saya tidak bisa melihat kondisi ruangan di dalam. Jika
dilihat dari luar, ruangan yang memiliki dimensi sekitar 3m x 2m x 2m (p
x l x t) ini lebih nyaman dihuni oleh 2 orang. Bahan papan kayu yang
menjadi dinding disusun rapat sehingga tidak memungkinkan banyak angin
yang masuk ke dalam ruangan. Dengan sedikitnya angin yang masuk ke dalam
ruangan memungkinkan penghuninya agar tetap hangat terutama saat malam
hari dan menjelang pagi. Untuk kamar mandi memang tidak disediakan di
dalam rumah kayu. Pihak pengelola telah menyediakan 2 ruang kamar mandi
yang dilengkapi dengan air hangat di tempat terpisah. Saya pikir 2 kamar mandi saja sudah
cukup untuk mengakomodasi 3 buah rumah kayu yang masing-masing dihuni
oleh 2 orang wisatawan.
Dengan membayar Rp 350.000 per rumah per malam, wisatawan sudah bisa
menikmati sensasi bermalam di Omah Kayu. Saat pagi kicauan burung yang
hidup bebas diantara pepohonan pinus akan membangunkan tidur Anda.
Menurut saya konsep inilah yang ingin ditawarkan oleh pihak pengelola.
Sebuah konsep yang unik bukan? Tertarik untuk menginap di Omah Kayu?
Datang saja ke Bukit Paralayang dan lakukan reservasi langsung melalui
resepsionisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar